Friday, May 25, 2007

Spiderman


Bisnis Indonesia Jumat, 25/05/2007 08:24 WIB

oleh :
Christovita Wiloto
CEO Wiloto Corp. Asia Pacific

"Yes, I forgive you," demikian kata Peter Parker alias Spiderman kepada Flint Marko alias The Sandman, yang memohon pengampunan.

Kesalahan persepsi di antara keduanya telah membuat pecahnya perang hebat yang sangat menghancurkan dan sia-sia. Namun, sebuah penjelasan yang dilakukan Sandman telah berhasil meluruskan persepsi yang sempat salah dan menciptakan sebuah kedamaian.

"I'm not bad. I was just in the wrong place at the wrong time," kira-kira begitulah penjelasan Sandman pada Spiderman.

Spiderman 3 merupakan sebuah film tentang superhero yang penuh dengan unsur humanis yang mendasar dari seorang pemuda bernama Peter Paker.

Peter adalah pemuda yang sangat biasa. Di episode Spiderman sebelumnya digambarkan bagaimana Peter adalah seorang mahasiswa miskin yang pernah bekerja antara lain sebagai penjual pizza. Kemudian Peter menjadi wartawan foto. Sengatan seekor laba-laba lah yang akhirnya mengubah total kehidupan Peter, dari pemuda biasa menjadi superhero.

Beruntunglah setting cerita Spiderman berada di kota New York, yang padat sekali dengan ribuan gedung-gedung pencakar langit. Bayangkan jika setting cerita Spiderman di Jakarta, maka bisa dipastikan Spiderman tidak bisa mengoptimalisasi kekuatan tali seratnya untuk bergelayutan dari satu tempat ke tempat lain. Paling-paling Spiderman bisa melakukan itu hanya di seputaran segitiga emas Sudirman-Thamrin. Selebihnya Spiderman harus berlari dan meloncat.

Yang menarik dari Spiderman 3 adalah adanya pergumulan batin seorang superhero untuk menjadi baik atau jahat. Suatu malam sesuatu yang nampak seperti meteor jatuh ke bumi, di dalamnya ternyata berisi makhluk hidup protoplasma berwarna hitam dan bersifat seperti parasit.

Makhluk tak berbentuk, seolah memiliki misi untuk membuat Peter Paker menjadi penjahat, Spiderman hitam. Walau secara visual penampilan Spiderman hitam ini lebih gagah dan macho, namun membuat siapapun yang dihinggapinya, dikuasainya menjadi bersifat sangat agresif dan berhati jahat.

Baik dan jahat

Dengan gamblang film ini menjelaskan tentang kekuatan baik dan jahat yang dapat merasuki seorang yang sama, dan di sinilah kekuatan dari film Spiderman 3.

Para kritikus Amerika memberikan ulasan yang kurang positif. Chicago Sun Times menyatakan adegannya lambat, Los Angeles Times mengatakan bergerak kurang lancar, New York Post mengkritik terlalu panjang dan rumit, sedangkan Entertainment Weekly menyebut film itu kurang terjaga alurnya.

Walau dikritik habis-habisan, ternyata Spiderman 3 mencatat box-office senilai US$29,2 juta dari debutnya di Eropa dan Asia, lebih besar dari gabungan penjualan dua film pertamanya.
Promonya sejak jauh sebelum penayangan perdana begitu membuat orang di seluruh penjuru dunia penasaran, sementara filmnya ternyata tidak mengecewakan, bahkan sangat memuaskan penontonnya.
Menurut Columbia Pictures, kisah superhero itu telah menghasilkan total pemasukan globalnya mencapai US$375 juta di awal pemutarannya. Angka ini merupakan pembukaan tertinggi sejak 2005, ketika film Star Wars: Episode III-Revenge of the Sith mencetak pemasukan senilai US$254 juta pada debut akhir pekannya.
Dari dua film sebelumnya, Spiderman meraup sebesar US$1,6 miliar Serikat atau sekitar Rp14,4 triliun, sehingga film ketiga tokoh Marvel Comics, Spiderman, mendapat tekanan besar untuk menuai sukses yang setidak-tidaknya sama.

Pembuatan film Spiderman 3 dikabarkan menelan biaya S$250 juta (Rp2,275 triliun), jumlah yang sangat besar, bahkan untuk ukuran Hollywood sekalipun. Upaya ini nampaknya tidak sia-sia. Karena film ini membuat rekor penjualan tiket di sejumlah negara termasuk Prancis, Italia, Belgia dan Korea, ungkap distributor Sony Corp.

Spiderman 3 merupakan yang pertama dari 14 sekuel studio Hollywood pada musim panas ini, dua kali lebih besar dari tahun lalu. Sony mempertahankan kedekatan tanggal pemutaran perdana film ini di Eropa, Asia dan AS satu sama lain.

Langkah ini untuk mempersempit peluang bagi pembajak membuat dan menjual kopi film, kata Vice Chairperson Sony Pictures Jeff Blake.

"Ini merupakan strategi yang tepat untuk meningkatkan pendapatan dan membawa orang ke jalan yang benar dalam memerangi pembajakan," ujar Blake dalam wawancara sebelum film itu diluncurkan.

Namun, ternyata usaha Blake masih kalah canggih dibanding para pembajak film di China. Menurut Reuters, mereka telah mengeluarkan DVD Spiderman 3 versi bajakan bahkan jauh sebelum tanggal tayang perdananya. DVD bajakan itu dijual hanya Rp 9.000 di jalan-jalan di Beijing.

DVD itu dibungkus gambar Spiderman dengan penampilan baru.

Spiderman dengan baju berwarna hitam bergaris putih. Di belakang DVD bajakan itu juga tertulis peringatan keras bahwa siapa saja yang membajak film Spiderman akan berhadapan dengan hukum. Ha..ha..ha..gila bukan ?! Lain kemasan lain pula isinya, Reuters melaporkan bahwa ternyata ketika DVD tersebut diputar, film yang muncul bukanlah Spiderman 3.

Spiderman pertama dirilis pada 2002 yang penjualan tiketnya pada hari pertama mencapai US$10,6 juta di 16 negara yang sama seperti pemutaran kemarin, menurut Sony, sedangkan total penjualan untuk Spiderman 2 pada 2004 tercatat US$15,6 juta.

Spiderman 3 diputar perdana pada 1 Mei di sejumlah negara bertepatan dengan hari libur memperingati May Day atau Hari Buruh Internasional, tambah Blake.

Ijinkan saya diakhir cerita ini mengutip pernyataan Spiderman, "Whatever comes our way, whatever battle we have raging inside us, we always have a choice, my friend Harry taught me that. He chose to be the best of himself. It's the choices that make us who we are, and we can always choose to do what's right. " Keputusan untuk menjadi jahat atau baik selalu di tangan kita.

Selamat berakhir pekan bersama keluarga tercinta.

Friday, May 04, 2007

May Day


Oleh:
Christovita Wiloto
CEO Wiloto Corp. Asia Pacific
www.wiloto.com

Senin, 1 Mei lalu, mungkin ratusan ribu pekerja di seluruh Indonesia merayakan hari buruh internasional. Mereka melakukan long march dan aksi demonstrasi. Sambil meneriakkann yel-yel, mengusung poster serta mengibarkan bendera organisasi masing-masing.

Di Jalan Sudirman Jakarta, keriuhan tersebut, walau hanya kurang dari 20 bus dan truk namun cukup mengganggu lalu lintas.

Dalam aksi demonstrasi tadi, sejumlah tuntutan diteriakkan. Di antaranya, kebebasan berserikat, perbaikan fasilitas jamsostek, penyelesaian hubungan industrial yang murah dan cepat, serta usulan menjadikan 1 Mei sebagai hari libur nasional.'

'Semuanya normatif, tak ada isu politisnya,'' kata Ketua Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI), Mukhtar Pakpahan.

Peringatan Hari Buruh Internasional -- yang jatuh pada 1 Mei dan dikenal dengan istilah May Day -- di beberapa negara merupakan hari libur nasional.

Bahkan di Singapura, selain diliburkan, sejak seminggu sebelum hingga seminggu sesudahnya mall-mall melakukan berbagai festival dan promo diskon besar-besaran menyambut hari buruh. Di sana Hari Buruh jauh dari hingar bingar amarah dan teriakan demonstran, sebaliknya penuh dengan aneka perayaan yang meriah dan menggembirakan semua masyarakat.

Peringatan Hari Buruh Internasional berawal dari aktivitas kelas pekerja di AS merayakan keberhasilan merengkuh kendali ekonomi politis serta hak-hak industrialnya. Ini, tak lepas dari peran dua pekerja mesin dari Peterson, New Jersey, yakni Peter McGuire dan Matthew Maguire. Mereka gencar mengkampanyekan perlunya penghormatan bagi para pekerja.

Pada 1887, Oregon di AS menjadi negara bagian pertama yang menjadikan pekan pertama September sebagai harilibur umum. Kemudian, kongres internasional buruh, kali pertama diselenggarakan pada September 1866 diJenewa, Swiss, dihadiri berbagai elemen organisasi pekerja dari seluruh dunia.

Kongres ini menetapkan sebuah tuntutan mereduksi jam kerja menjadi delapan jam sehari -- sebagaimana pernah dituntut para pekerja di AS yang tergabung dalam National Labour Union. Keputusan bekerja maksimal 8 jam sehari ini belakangan menjadi landasan umum kelas pekerja seluruh dunia.

1 Mei baru ditetapkan sebagai hari perjuangan kelas pekerja dunia pada Federation of Organized Trades and Labor Unions pada kongres 1886. 1 Mei dipilih karena pada 1884, federasi ini terinspirasi oleh kesuksesan aksi buruh di Kanada 1872, yang menuntut 8 jam kerja sehari dan diberlakukan mulai 1 Mei 1886.

Di Indonesia, peringatan Hari Buruh 1 Mei pernah dilakukan pada 1920-an. Tapi sejak masa pemerintahan Orde Baru, Hari Buruh tidak lagi diperingati. Maklumlah, karena situasi Indonesia saat itu, dimana gerakan buruh sangat sensitif dan kerap dihubungkan dengan paham komunis -- yang sejak kejadian G30S pada 1965 ditabukan di Indonesia.

Di era reformasi. walau bukan hari libur, 1 Mei kembali marak dirayakan para buruh di Indonesia dengan demonstrasi di berbagai kota. Termasuk pada 1 Mei 2007 kemarin.

Kala itu, semua aktivitas perburuhan nyaris terhenti. Belum ada kalkulasi yang memastikan berapa kerugian akibat terhentinya proses produksi lantaran para buruh berdemo. Tapi sumber-sumber di pemerintahan memperkirakan jumlahnya lebih dari Rp 500 miliar.

Komunikasi Efektif

Terlepas dari jumlah yang lumayan besar tadi, satu pertanyaan yang layak disimak adalah, kenapa buruh harus berdemo? Salah satu alasannya adalah, buruh terpaksa melakukan demo karena cara itulah yang dipikir para buruh paling efektif untuk menyampaikan aspirasi mereka.

''Buruh demo karena belum ada perbaikan nasib. Karena itu, pemerintah harus lebih serius menangani masalahini,'' kata Ketua Komisi IX, Ribka Tjiptaning.

Sebenarnya, tak ada masalah buruh turun ke jalan. Asalkan aksi tersebut dilakukan dengan tertib dan tak anarkis. Ruyamnya lagi, setiap anakirsme biasanya diredam aparat dengan tindakan yang represif. Sehingga, konflik horizontal sering tak terhindarkan.

Saat buruh berdemo, memang tidak dapat dipungkiri sangat rawan disusupi provokator. Ditunggangi kelompok tertentu untuk mengail di air keruh. Inilah risiko yang dihadapi kelompok buruh, karena mereka tak mempunyaicara alternatif -- di luar aksi demonstrasi -- untuk menyampaikan aspirasinya.

Akibat dari berbagai provokasi, akhirnya buruh juga yang harus menanggung akibatnya. Karena, secara faktual memang banyak investor -- baik asing maupun domestik -- yang takut menanamkan investasinya di Indonesia lantaran faktor buruh. Bahkan banyak pabrik yang tutup, karena direlokasi keluar negeri.

Yang perlu dipahami, jika buruh kerap berlaku anarkis, aktivitas di pabrik atau perusahaan bakal terganggu. Bisnis bisa stop. Ekonomi meredup. Lapangan kerja berkurang. Lagi-lagi buruh pula yang dirugikan.

Mogok dan berdemontrasi sangat mengganggu lalu lintas, selain itu semakin memperkuat persepsi masyarakat, bahwa buruh identik dengan demo, mogok, tuntuan dan anarkisme.

Daripada demo dan mogok, alangkah baiknya jika buruh menggelar acara dangdutan dengan basar dan pasar malam yang diselingi oleh puisi-puisi, misalnya.

Selain sangat asyik bagi kaum buruh sendiri, hal ini juga sangat menghibur masyarakat. Ini pasti akan mengundang simpati publik dan akan menarik perhatian media massa pada aspirasi buruh.

Bagi pemerintah, walau deretan libur nasional sudah terlalu panjang, ada baiknya jika Hari Buruh dipertimbangkan. Karena faktanya pertanian, perkebunan, perikanan, industri kerajinan dan perdagangan pun tidak menciptakan petani, nelayan, pengrajin dan pedagang, namun hanya buruh tani, buruh perkapalan, buruh pengrajin, buruh hypermart dan buruh-buruh lainnya.

Kita perlu sadari bahwa faktanya kita hanya mampu membuat sebagian besar rakyat kita hanya menjadi buruh, dalam berbagai macam bentuknya, baik di dalam maupun di luar negeri.

Selain itu harus ada harmonisasi di antara para buruh, manajemen, pengusaha dan investor. Kita selayaknya saling bekerja sama. Ini bukan cuma untuk memajukan perusahaan, tapi juga menyejahterakan bangsa dan negara.Manajemen mutlak perlu memperhatikan nasib buruh, karena kondisi mereka sangat lemah dibanding parapengusaha.

Kalau perlu, pengusaha dan investor membangun industri yang bersifat padat karya dengan dukungan para buruh. Tentu saja, perlu jaminan dari para buruh, untuk selalu bekerja dengan baik sesuai dengan kewajibannya.

Buruh perlu memahami bahwa bekerja adalah ibadah. Karena mereka bekerja adalah untuk menghidupi anak danistrinya, mereka bekerja selain untuk dirinya sendiri juga untuk keluarganya.Yang juga perlu diperhatikan, buruh secara ketat harus menjaga kemurniannya, agar tak ditunggangi kepentingan politik mana pun, yang merusak dirinya sendiri.

Termasuk kepentingan asing yang lihai menggoyang ekonomi Indonesia, dengan menciptakan berbagai politik devide et impera ekonomi.

Dari lubuk hati yang terdalam ijikan saya menghaturkan Selamat Hari Buruh, semoga buruh Indonesia semakin makmur, cerdas, beradab dan bermartabat!

Bisnis Indonesia Jumat, 04/05/2007 12:53 WIB

www.wiloto.com

www.wiloto.com